Catatan Lapangan Banjir di Tualan Hulu

default

Sejak tanggal 1 Desember, Sekdes Desa Tumbang Mujam Bapak Dolik serta Kades Merah telah menyampaikan muka air banjir dari luapan Sungai Tualan sudah memulai menggenangi jalan poros desa. Melalui patok banjir yang terpasang di wilayah Desa Tumbang Mujam menjadi alat EWS yang di pakai sebagai panduan ke daruratan. Muka air sampai tanggal 3 Desember sudah mulai surut (angka patok berada di 8 cm).

Kamis, 4 Desember 2025 di kabari bahwa Desa Tumbang Mujam, Desa Merah dan Desa Luwuk Sampun naik muka air banjir. Aktifitas masyarakat mulai terbatas. Kondisi terjadi karena di daerah Hulu Sungai Tualan ada terjadi hujan. EWS miliki BWS Kalimantan II memberikan informasi bahwa terjadi hujan lebat di PCH Tumbang Mangkup dan PCH Tumbang Sangai.

Jumat pagi 5 Desember 2025 jam 05.00 WIB TRC memulai perjalanan menuju ibukota kecamatan Tualan Hulu, Desa Luwuk Sampun. Informasi banjir melintas di beberapa media sosial. Dengan menggunakan 2 (dua) kendaraan roda 4 double gardan dan kekuatan personil dengan keahlian water rescue. Unit yang dilengkapi dengan berbagai peralatan bergelantungan di unit.

Dengan melalui jalan pintas dan ditempuh kurang ebih 3,5 jam dari Kota Sampit melalui jalan-jalan perkebunan. Ada beberapa ruas yang terputus akibat banjir di 3 desa ini. Bahkan Desa Luwuk Sampun tidak dapat di lintasi menggunakana kendaraan Roda 2 dan Roda 4.

TRC melakukan mengalihan arus, dengan menembus jalan perkebunan menuju Desa Merah. Proses Kaji cepat di lakukan. Bertemu dengan Kepala Desa Merah Bapak Hernes, beliau bersama dengan TRC melakukan kaji cepat banjir di poros Desa Merah yang terendam dari 60 – 120 cm sepanjang perkiraan 400 – 500 meter. Dengan menggunakan perahu karet tim melakukan pendataan di lokasi jalan desa tersebut.

Melakukan wawancara dengan beberapa masyakarat di sampaikan, bahwa bila hujan terjadi di hulu Sungai Tualan, di pastikan 3 desa ini akan mengalami banjir. Puskesmas Kecamatan Tualan Hulu ini berada di Desa Merah, sehingga ada hambatan pelayanan kesehatan. Pada saat kunjungan tersebut juga, ada kegiatan ibadah natal di Desa Luwuk Sampun yang harus di hadiri oleh masyakat Desa Merah dan Tumbang Mujam terpaksa menggunakan perahu ces. Dan bersamaan ini ada siswa SMPN 5 Parenggean pulang sekolah harus berjalan kaki di tengah banjir. Sementara tas nya di angkut oleh masyarakat Desa Sei Merah agar tidak basah.

Dengan menggunakan pesawat Nirawak BPBD, tim melakukan potret dari udara. Teknologi ini dipergunakan untuk membantu proses kaji cepat, agar mudah dalam pengambilan kesimpulan.

TRC melakukan Kaji Cepat di Desa Tumbang Mujam (Ibukota Kecamatan Tualan Hulu). Tetapi karena keterbatasan, TRC tidak sampai kelokasi banjir. Kedalaman banjir di Desa Luwuk Sampun berkisar 120 – 150 cm.

Setelah istirahat siang, TRC membagi 2 kelompok. Satu kelompok bertugas di Desa Merah, yang kelompok lain menuju Desa Tumbang Mujam. Selama perjalanan, beberapa segmen jalan di genangi air berkitar 30 – 50 cm. Tetapi dengan menggunakan kendaraan Roda 4 4×4 dapat menembus sampai titik aman di SDN 1 Tumbang Mujam.

Setelah selesai melakukan kaji cepat. Tim kembali ke Sampit, diiringi hujan lebat, tim membuat laporan untuk dapat di ambil kesimpulan.

Mungkin Anda juga menyukai