Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Apalagi hasil studi dan analisa dari pemerintah, lembaga nasional dan internasional menyimpulkan hampir seratus persen kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia disebabkan faktor manusia.
Karena itu, perlu perhatian yang serius dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim M Yusuf mengatakan, untuk pencegahan karhutla, digelar kegiatan penyadartahuan di seluruh wilayah kecamatan di Kotim.Peserta yang dilibatkan kepala desa, tokoh, pemuka masyarakat, organisasi kepemudaan, relawan, dan anggota masyarakat peduli api (MPA). Menurut Yusuf, dari rilis BMKG menyatakan, tahun 2019 akan terjadi kemarau cukup panjang. Pihaknya berharap Kotim bisa terhindar dari karhutla.
”Ini menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan,” kata Yusuf saat membuka kegiatan Penyadartahuan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan untuk wilayah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Saranau dan Telawang di kantor BPBD Kotim (25/6).
Yusuf menambahkan, para peserta diharapkan dapat menjadi pemuda di lingkungannya untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, tetap menyosialisasikan kepada kerabat, tetangga, hingga masyarakat lainnya.
”Dengan melakukan itu, semua upaya mengurangi dampak dari kebakaran hutan dan lahan dapat dicegah,” ucapnya.
Yusuf juga mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan dalam bentuk apa pun, tidak membakar sampah di pekarangan rumah, dan menjaga lahan. Selain itu, melaporkan sedini mungkin jika ada kebakaran, baik kepada aparat setempat maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim
Sampit (25/08/2020).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2020
BORNEONEWS, Sampit - Jalan HM Arsyad, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) digenangi banjir. Hal itupun membuat lalu lintas sempat terganggu.
Banjir terjadi karena pada Minggu, 16 Februari 2020 hujan terjadi sejak sekitar pukul 16.00 WIB hingga malam.
Dari pantauan Borneonews.co.id, Senin, 17 Februari 2020, banjir di jalan tersebut terjadi karena debit Sungai Mentawa dalam keadaan pasang. Air meluap dan menggani jalan dan sejumlah rumah warga di jalan tersebut.
Genangan air tersebutpun membuat lalu lintas sempat terganggu. Karena kendaraan tidak bisa melaju normal. Dan harus berhati-hati, karena dikhawatirkan terjadi kecelakaan.
"Kami harus berhati-hati saat melintas jalan ini, karena banjir cukup tinggi," kata Bahrianur, warga yang melintas.
Tidak hanya itu, banjir juga merendam kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil). Namun saat ini banjir sudah mulai surut, karena sejumlah rumput dan kayu-layu yang sempat terhalang di jembatan Sungai Mentawa sudah dibersihkan petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). (MUHAMMAD HAMIM/B-11)